meta expr:content='data:blog.title' itemprop='name'/>
Haii.. Welcome my blog

Senin, 16 November 2015

Assalamualaikum.

Peninggalan Sejarah Bercorak Islam di Indonesia

     Kebanyakan penduduk negara kita beragama Islam. Para ahli berpendapat bahwa agama Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M. Agama dan kebudayaan Islam masuk Indonesia melalui para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat (India), dan Cina. Agama Islam berkembang dengan pesat di tanah air. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam dan peninggalan-peninggalan sejarah Islam di Indonesia. Agama dan kebudayaan Islam mewariskan banyak sekali peninggalan sejarah. Peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Islam antara lain masjid, kaligrafi, karya sastra, dan tradisi keagamaan. Berikut ini akan dibahas satu per satu peninggalan sejarah Islam di Indonesia.
Masjid
Masjid merupakan seni arsitektur Islam yang paling menonjol. Masjid adalah tempat peribadatan umat Islam. Berbeda dengan masjid-masjid yang ada sekarang, atap masjid peninggalan sejarah biasanya beratap tumpang bersusun. Semakin ke atas atapnya makin kecil. Jumlah atap tumpang itu biasanya ganjil, yaitu tiga atau lima. Atap yang paling atas berbentuk limas. Di dalam masjid terdapat empat tiang utama yang menyangga atap tumpang.
Pada bagian barat masjid terdapat mihrab. Di sebelah kanan mihrab ada mimbar. Di halaman masjid biasanya terdapat menara. Keberadaan menara tidak hanya untuk menambah keindahan bangunan masjid. Fungsi menara adalah sebagai tempat muazin mengumandangkan azan ketika tiba waktu salat. Sebelum azan dikumandangkan, dilakukan pemukulan tabuh atau beduk.

Selasa, 03 November 2015

Asal Usul Hajar Haswad

Hajar Aswad, Batuan dari Surga

Hajar Aswad adalah batu berwarna hitam kemerah-merahan, terletak di sudut selatan, sebelah kiri pintu Ka’bah. Ketinggiannya 1,10 m dari permukaan tanah. Ia tertanam di dinding Ka’bah.
Dahulu, Hajar Aswad berupa satu batu yang berdiameter ± 30 cm. Akibat berbagai peristiwa yang menimpanya selama ini, sekarang Hajar Aswad tersisa delapan butir batu kecil sebesar kurma yang dikelilingi oleh bingkai perak. Namun, tidak semua yang terdapat di dalam bingkai adalah Hajar Aswad. Butiran Hajar Aswad tepat berada di tengah bingkai. Butiran inilah yang disentuh dan dicium oleh jamaah haji.
Hajar Aswad berasal dari surga. Awalnya batu ini berwarna putih. Namun, dia menjadi hitam disebabkan oleh dosa manusia. Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Hajar Aswad turun dari surga dalam keadaan lebih putih daripada susu. Lalu, dosa-dosa Bani Adam lah yang membuatnya hitam.” Demikianlah, bagian dalam Hajar Aswad berwarna putih, sedangkan bagian luarnya berwarna hitam.
Hajar Aswad selalu dimuliakan, baik pada masa Jahiliah, maupun setelah Islam datang.
Hingga, pada musim haji tahun 317 H, saat dunia Islam sangat lemah dan bercerai berai, kesempatan ini dimanfaatkan oleh Abu Thahir Al-Qurmuthi, seorang kepala salah satu suku Syi’ah Ismailiyah di Jazirah Arab bagian timur, untuk merampas Hajar Aswad. Dengan 700 anak buah bersenjata lengkap diamendobrak Masjid Al-Haram dan membongkar Ka’bah secara paksa lalu merebut Hajar Aswad dan mengangkutnya ke negaranya yang terletak di kota Ahsa’ yang terletak di wilayah Bahrain, kawasan Teluk Persia sekarang.
Kemudian, ia membuat maklumat dengan menantang umat Islam. Inti dari maklumat itu, jika ingin mengambil Hajar Aswad, tebuslah dengan sejumlah uang yang pada saat itu sangat berat bagi umat Islam atau dengan perang. Baru setelah 22 tahun (tahun 339 H) batu itu dikembalikan ke Mekah oleh Khalifah Abbasiyah Al-Muthi’ lillah setelah ditebus dengan uang sebanyak 30.000 Dinar. Mereka membawanya ke Kufah, lalu menggantungkannya ke tiang ke tujuh Masjid Jami’. Setelah itu, mereka mengembalikannya ke tempat semula.
Penulis: Ristyandani
Referensi: Athlasul Hajj wal ‘Umrah, Dr. Sami Maghluts dan sumber lain.
hajar aswad , mencium hajar aswad , hukum mencium hajar aswad , asal usul haji , asal usul hajar aswad , asal usul naik haji , asal mula ibadah haji , asal usul hajarul aswad, asal usul masjidil haram , asal usul kabah , Asal usul , asal mula hukum , asal usul mencium hajar aswad , hadist tentang mencium hajar aswad , hukum mencium hajar aswat , asal usul ibadah haji , asal-usul , asal usul hukum , asal mula hajar aswat, asal muasal ibadah haji 
*****

HUKUM MENCIUM HAJAR ASWAD UNTUK MENCARI TABARRUK

Tanya :
Apakah hikmah mencium hajar aswad itu adalah tabarruk (mencari berkah)?
Jawab :
Hikmah thawaf telah dijelaskan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dengan sabdanya,
إِنَّمَا جُعِلَ الطَّوَافُ بِالْبَيْتِ وَبَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ وَرَمْيُ الْجِمَارِ لإِقَامَةِ ذِكْرِ اللهِ.
“Sesungguhnya Thawaf di Ka’bah, Sa’i di antara Shafa dan Marwah, dan melontar jumroh itu dijadikan untuk menegakkan dzikrullah.”
Pelaku Thawaf yang mengitari Baitullah itu dengan hatinya ia melakukan pengagungan kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala yang menjadikannya selalu ingat kepada Allah, semua gerak-geriknya, seperti melangkah, mencium dan beristilam kepada hajar dan sudut (rukun) yamani dan memberi isyarat kepada hajar aswad sebagai dzikir kepada Allah Ta’ala, sebab hal itu bagian dari ibadah kepada-Nya. Dan setiap ibadah adalah dzikir kepada Allah dalam pengertian umumnya. Adapun takbir, dzikir dan do’a yang diucapkan dengan lisan adalah sudah jelas merupakan dzikrullah; sedangkan mencium hajar aswad itu merupakan ibadah di mana seseorang menciumnya tanpa ada hubungan antara dia dengan hajar aswad selain beribadah kepada Allah semata dengan mengagungkan-Nya dan mencontoh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dalam hal itu, sebagaimana ditegaskan oleh Amirul Mu’minin, Umar bin Khattab Radhiallaahu anhu ketika beliau mencium hajar aswad mengatakan, “Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau (hajar aswad) tidak dapat mendatangkan bahaya, tidak juga manfa’at. Kalau sekiranya aku tidak melihat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu.”
Adapun dugaan sebagian orang-orang awam (bodoh) bahwa maksud dari mencium hajar aswad adalah untuk mendapat berkah adalah dugaan yang tidak mempunyai dasar, maka dari itu batil. Sedangkan yang dinyatakan oleh sebagian kaum Zindiq (kelompok sesat) bahwa thawaf di Baitullah itu sama halnya dengan thawaf di kuburan para wali dan ia merupakan penyembahan terhadap berhala, maka hal itu merupakan kezindikan (kekufuran) mereka, sebab kaum Muslimin tidak melakukan thawaf kecuali atas dasar perintah Allah, sedangkan apa saja yang perin-tahkan oleh Allah, maka melaksanakannya merupakan ibadah kepada-Nya.
Tidakkah anda tahu bahwa melakukan sujud kepada selain Allah itu merupakan syirik akbar, namun ketika Allah Subhannahu wa Ta’ala memerintahkan kepada para malaikat agar sujud kepada Nabi Adam, maka sujud kepada Adam itu merupakan ibadah kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan tidak melakukannya merupakan kekufuran?!
Maka dari itu, thawaf di Baitullah adalah merupakan salah satu ibadah yang paling agung, ia merupakan salah satu rukun di dalam haji, sedangkan haji merupakan salah satu rukun Islam. Maka dari itu orang yang thawaf di Baitullah pasti akan merasakan ketentraman karena lezat-nya melakukan thawaf dan hatinya merasakan kedekatannya kepada Rabb (Tuhan)nya, yang dengannya (thawaf itu) dapat diketahui keagungan-Nya dan amat besarnya karunia-Nya. Wallahul musta’an.
( Ibnu Utsaimin: fatawal ‘aqidah, hal. 28-29. )
****

Kisah Pembangunan Ka’bah dan Peletakan Hajar Aswad

Ketika Rasulullah berusia tiga puluh lima tahun, beliau belum diangkat oleh Allah sebagai seorang nabi. Waktu itu kota Makkah dilanda banjir besar yang meluap sampai ke Masjidil Haram. Orang-orang Quraisy menjadi khawatir banjir ini akan dapat meruntuhkan Ka’bah.
Selain itu, bangunan Ka’bah dulunya belumlah beratap. Tingginya pun hanya sembilan hasta. Ini menyebabkan orang begitu mudah untuk memanjatnya dan mencuri barang-barang berharga yang ada di dalamnya.
Oleh karena itu bangsa Quraisy akhirnya sepakat untuk memperbaiki bangunan Ka’bah tersebut dengan terlebih dahulu merobohkannya.
Untuk perbaikan Ka’bah ini, orang-orang Quraisy hanya menggunakan harta yang baik-baik saja. Mereka tidak menerima harta dari hasil melacur, riba dan hasil perampasan.
Di awal-awal perbaikan, pada awalnya mereka masih takut untuk merobohkan Ka’bah. Akhirnya salah seorang dari mereka yang bernama Al-Walid bin Al-Mughirah Al-Makhzumy bangkit mengawali perobohan tersebut. Setelah melihat tidak ada hal buruk yang terjadi pada Al-Walid, orang-orang Quraisy pun mulai ikut merobohkan Ka’bah sampai ke bagian rukun Ibrahim.
Mereka kemudian membagi sudut-sudut Ka’bah dan mengkhususkan setiap kabilah dengan bagian-bagiannya sendiri. Pembangunan kembali Ka’bah ini dipimpin oleh seorang arsitek dari bangsa Romawi yang bernama Baqum.
Rasulullah ikut Membangun
Rasulullah sendiri ikut bersama-sama yang lain membangun kabah. Beliau bergabung bersama paman beliau Abbas radhiyallahu ‘anhu. Ketika beliau mengambil batu-batu, Abbas menyarankan kepada beliau untuk mengangkat jubah beliau hingga di atas lutut. Namun Allah menakdirkan agar aurat beliau senantiasa tertutup, sehingga belum sempat beliau mengangkat jubahnya, beliau jatuh terjerembab ke tanah.
Beliau kemudian memandang ke atas langit sambil berkata, “Ini gara-gara jubahku, ini gara-gara jubahku”. Setelah itu aurat beliau tidaklah pernah terlihat lagi.

Peletakan Hajar Aswad

Sebelum kita lanjutkan kisah ini, tahukah kalian apa itu hajar aswad?
Hajar Aswad adalah sebuah batu yang diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dari surga. Dulu batu itu berwarna putih, namun karena dosa-dosa anak Adam, maka batu itu pun berubah menjadi berwarna hitam.
Nah, ketika pembangunan sudah sampai ke bagian Hajar Aswad, bangsa Quraisy berselisih tentang siapa yang mendapatkan kehormatan untuk meletakkan Hajar Aswad ke tempatnya semula. Mereka berselisih sampai empat atau lima hari. Perselisihan ini bahkan hampir menyebabkan pertumpahan darah.
Abu Umayyah bin Al-Mughirah Al-Makhzumi kemudian memberikan saran kepada mereka agar menyerahkan keputusan kepada orang yang pertama kali lewat pintu masjid. Bangsa Quraisy pun menyetujui ide ini.
Allah subhanahu wa ta’ala kemudian menakdirkan bahwa orang yang pertama kali lewat pintu masjid adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Orang-orang Quraisy pun ridha dengan diri beliau sebagai penentu keputusan dalam permasalahan tersebut.
Rasulullah pun kemudian menyarankan suatu jalan keluar yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh mereka. Bagaimana jalan keluarnya?
Beliau mengambil selembar selendang. Kemudian Hajar Aswad itu diletakkan di tengah-tengan selendang tersebut. Beliau lalu meminta seluruh pemuka kabilah yang berselisih untuk memegang ujung-ujung selendang itu. Mereka kemudian mengangkat Hajar Aswad itu bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam-lah yang kemudian meletakkan Hajar Aswad tersebut.
Ini merupakan jalan keluar yang terbaik. Seluruh kabilah setuju dan meridhai jalan keluar ini. Mereka pun tidak jadi saling menumpahkan darah.

Akhir Pembangunan Ka’bah

Bangsa Quraisy akhirnya kehabisan dana dari penghasilan baik-baik yang mereka kumpulkan. Mereka akhirnya menyisakan bangunan Ka’bah di bagian utara seukuran enam hasta yang kemudian disebut Al-Hijir atau Al-Hathim.
Mereka juga membuat pintu Ka’bah lebih tinggi daripada permukaan tanah. Setelah bangunan Ka’bah mencapai ketinggian lima belas hasta, mereka memasang atap dengan disangga enam sendi.
Ka’bah pun selesai dibangun kembali. Tingginya sekarang lima belas meter, panjang sisinya di bagian Hajar Aswad dan sebaliknya adalah sepuluh meter. Hajar aswad sendiri diletakkan satu setengah meter dari lantai. Adapun sisi yang lain panjangnya dua belas meter. Pintu Ka’bah diletakkan dua meter dari permukaan tanah

Negara Palestine

Sejarah Berdirinya Negara Palestina


Negara Palestina yang menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 15 November 1988 ini memiliki sebuah kisah menarik di dalamnya. Yang pertama kali mendeklarasikan kemerdekaan negara ini adalah Organisasi Liberasi Palestina (PLO) di Algiers yang saat itu bertindak sebagai government-in-exile, sebutan bagi sebuah kelompok politik yang mengklaim diri mereka sebagai pemerintahan yang legit tapi tidak mampu menggunakan kekuatan mereka dan malah tinggal di negara lain. Daerah yang diklaim sebagai bagian dari negara Palestina ini adalah daerah Tepi barat dan Jalur Gaza, sementara Yerusalem ditentukan sebagai ibu kotanya. Meski begitu, sejak tahun 1967 hampir seluruh daerah yang diklaim oleh Palestina kini diduduki oleh tentara Israel sebagai hasil dari perang Enam Hari yang terjadi pada tanggal 5 hingga 10 Juni di tahun tersebut.
Sejarah Berdirinya Negara Palestina
Sejarah Palestina Sebelum Era Modern
Sejarah berdirinya negara Palestina dimulai sejak periode purwa-Kanaan. Hal ini diperkuat dengan sebuah fosil manusia berumur lebih dari 1,5 juta tahun yang lalu pada era Pleistocene. Penemuan fosil tersebut ditemukan di Ubeidiya yang berjarak 3 km dari selatan Laut Galilee. Fosil ini diperkirakan merupakan bukti pertama tentang migrasi awal dari Homo erectus keluar dari Afrika. Pada tahun 1925 di sebuah goa bernama Goa Zuttiyeh juga ditemukan sisa-sisa makhluk hidup yang kemudian diberi nama “Manusia Palestina”. Di daerah selatan Nazareth, pada sebuah situs paleoanthropologis ditemukan 11 tengkorak Homo sapien yang telah menjadi fosil pada sebuah batu. Fosil yang kemudian setelah diteliti memiliki anatomi manusia modern tersebut ternyata berumur sekitar 90.000 hingga 100.000 tahun, dan banyak dari sisa tulangnya diwarnai menggunakan ochre merah yang biasa digunakan dalam proses penguburan.
Setelah periode purwa-Kanaan berlalu dan melewati dua fase masa perunggu, sejarah berdirinya negara Palestina berlanjut dengan periode Kerajaan Mesir Baru sekitar tahun 1550 hingga 1400 sebelum masehi dimana kota-kota Kanaan kini menjadi bagian dari kerajaan Mesir Baru yang melakukan ekspansi besar-besaran menuju daerah Levant dibawah Ahmose I dan Thutmose I. Seluruh urusan politik, komersil, dan militer yang ada di bagian akhir era ini dicatat oleh beberapa ambassador dan pemimpin proksi Kanaan untuk Mesir pada tahun 379 dengan menggunakan tablet yang dikenal dengan nama Surat-surat Amarna. Pada masa pemerintahan pertama dari pharaoh Seti I, beliau menjalankan sebuah misi untuk mengordinasi ulang Kanaan yang kini menjadi dalam aturan mesir hingga daerah Sabuk Shean dan memasang beberapa pemerintahan boneka untuk mengatur daerah tersebut. Pada tahun 1178 sebelum masehi, Ramesses III mengibarkan bendera perang melawan Sea People yang diberi nama Perang Djahy (Kanaan), dimana perang ini menjadi awal dari hilangnya kekuatan Kerajaan Baru Mesir di Levant, dan di saat yang sama merupakan runtuhnya era Perunggu.
Sejarah berdirinya negara Palestina kembali berlanjut menuju era Kerajaan Hellenik dengan penundukannya pada tahun 330 sebelum masehi oleh Alexander Agung setelah sebelumnya berhasil bertahan melalui periode independen Israelite, Philistine, dan Canaanite, periode di bawah pemerintahan kerajaan Neo-Syria dan Neo-Babilon, dan kerajaan Persia (Achaemenid). Pada tahun 323 hingga 301 sebelum masehi, tanah Palestina berulang kali diperintah oleh orang yang berbeda akibat perang Diadochi. Adapula pemimpin-pemimpin yang tertulis dalam sejarah berdirinya negara Palestina di masa itu termasuk Laomedon, Ptolemy I Soter, dan Antigonus I Monophthalmus. Pada tahun 321 sebelum masehi, Ptolemy I Soter membunuh anak dari Antigonus I dalam Perang Gaza, yaitu Demetrius I. Banyaknya angka perang yang terjadi pada era ini membuatah lanskapnya berubah-ubah dalam waktu yang ekstrim dengan perpindahan kekuatan yang sangat cepat terjadi. Hal lainnya yang terjadi adalah mulai banyak kota-kota berbenteng yang dibangun dengan alasan untuk menghalau pasukan musuh.
Negara Palestina di Era Modern
Era kerajaan Romawi yang mencatatkan bagian lain dalam sejarah berdirinya negara Palestina berlangsung selama 3 periode yaitu Romawi Iudea pada tahun 63 sebelum masehi yang kemudian dilanjutkan oleh periode Romawi Syria Palestina pada tahun 132 sebelum masehi, dan berakhir di sekitar tahun 630-an karena kekalahan pasukan Romawi dalam beberapa perang besar. Kekalahan pasukan Romawi juga membuka gerbang bagi masuknya kekhalifahan Muslim yang dipimpin oleh Rashidun dan Umayyad hingga tahun 968 sebelum akhirnya Kekhalifahan Fatimid menyerang. Kekhalifahan Fatimid hanya mampu bertahan hingga tahun 1054 dan mulai runtuh karena serangan dari para crusader saat Perang Salib.
Sejarah berdirinya negara Palestina moderen dimulai dari tahun 1516 ketika Ottoman Turki menduduki Palestina dan Istanbul ditunjuk sebagai pemerintah lokalnya. Kekuasaan akan Palestina terancam ketika Napoleon memulai perang di tahun 7 Maret hingga Juli tahun 1799. Penyerangan ini gagal dan berakhir saat Napoleon dibunuh oleh adiknya yang bekerja sama dengan Ottoman. Pada tanggal 10 Mei 1832, daerah Syria Ottoman dikuasai oleh ekspansionis Mesir di bawah pimpinan Muhammad Ali dalam perang Mesir-Ottoman di tahun 1831, meski begitu pihak Ottoman kembali melawan dan baru kalah ketika mereka bergabung dengan Kekaisaran Jerman dalam Perang Dunia I.
Dimulai dari sekitar tahun 2000-an, pihak Palestina yang daerahnya mulai diklaim oleh Israel mulai memberontak dan serangan pertama mereka dikenal sebagai Al-Aqsa Intifada. Pada tahun 2002, sebuah resolusi untuk pengakhiran konflik Israel-Palestina diajukan oleh Amerika, Uni Eropa, Rusia, dan PBB. Pada tahun 2004 juga George W. Bush meminta bahwa sebuah negara Palestina bisa hidup berdampingan dengan Israel. Pada tahun 2005, pasukan milisi Palestina mulai menembakkan roket Qassam ke arah Israel. Perang yang tak kunjung henti antara Palestina dan Israel ini menjadi bagian kelam dalam sejarah berdirinya negara Palestina.

Keistimewaan Dipadang Arafah

Keistimewaan Arafah

Jamaah haji saat wukuf di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi (ilustrasi).
Jamaah haji saat wukuf di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi (ilustrasi).
Arafah adalah tempat turunnya wahyu terakhir kepada Rasulullah SAW.

Sekalipun pergi ke Arab Saudi dan menjalankan ibadah, jamaah tersebut belum dibilang sah hajinya jika belum melakukan wukuf di Arafah. Betapa pentingnya rukun haji ini membuat Padang Arafah menjadi sorotan bagi umat Islam di seluruh dunia.

Padang Arafah berada di sekitar 25 kilometer ke arah timur Kota Makkah. Arafah merupakan area terbuka nan luas yang berada di atas bukit granit setinggi 70 meter. Pada 9 Dzulhijah padang ini dipenuhi oleh jutaan jamaah haji dari seluruh dunia untuk melaksanakan wukuf.

Arti nama Arafah, yaitu perkenalan karena di tempat inilah manusia pertama yang diciptakan, yakni Adam, bisa bertemu lagi dengan perempuan yang diciptakan dari tulang rusuknya, Hawa.

Adam dan Hawa terpisah selama 200 tahun karena mereka memakan buah terlarang di surga. Mereka kemudian mendapatkan hukuman dan diturunkan ke bumi secara terpisah.

Masih menjadi perdebatan hingga sekarang di mana tempat Adam dan Hawa ini diturunkan ke bumi. Namun yang pasti, mereka dipertemukan lagi di Arafah.

Kemudian memilih untuk hidup serta menghasilkan keturunannya di wilayah tersebut. Di sinilah pula sepasang manusia ini diampuni dosanya dan bertobat.

Peristiwa bersejarah lain yang terjadi di Arafah adalah saat Nabi Ibrahim yang mendapatkan wahyu untuk menyembelih putranya, Ismail.

Setelah mendapat mimpi tersebut, Ibrahim pun merenung, meminta petunjuk lain dari Sang Pencipta. Di satu sisi ia sangat menyayangi putra semata wayangnya itu, namun di sisi lain di sangat patuh dengan perintah Allah.

Ibrahim akhirnya menguatkan hati untuk menyembelih anaknya demi membuktikan keimanannya kepada Allah. Sang Pencipta yang melihat keteguhan hati Ibrahim itu pun menunjukkan kebesarannya.

Ia mengganti tubuh Ismail dengan seekor kibas. Ismail pun dibawa naik ke surga. Kisah inilah yang kemudian menjadi dasar bagi umat Islam untuk menyembelih seekor hewan ternak pada 9 Dzulhijah.

Arafah adalah tempat turunnya wahyu terakhir kepada Rasulullah SAW.
Hari Arafah pun menjadi hari yang monumental bagi umat Islam. Hari tersebut mempunyai nilai keagungan tersendiri dibanding hari biasa. Sebab, hari Arafah tersebut merupakan hari pengampunan dosa.

Ini karena banyaknya hamba yang beribadah semata-mata hanya untuk-Nya, bahkan rela hampir mengorbankan hal yang paling disayanginya.

Rasulullah SAW bersabda, “Jika hari Arafah tiba, Allah SWT turun ke langit dunia dan berfirman kepada para malaikat, ‘Lihatkan kepada para hamba-Ku, mereka datang kepada-Ku dengan bersusah payah, mereka datang dari berbagai penjuru yang jauh. Saksikanlah! Bahwa Aku telah mengampuni dosa-dosa mereka.

Para Malaikat berkata, ‘Wahai Tuhanku, (di antara manusia itu) ada lelaki yang senantiasa menyucikanmu, mengagungkanmu, dan lain sebagainya.’

Allah SWT berfirman, ‘Aku telah ampuni dosa-dosa mereka.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Maka sungguh tiada hari yang lebih besar pembebasannya dari api neraka daripada hari Arafah.” (HR Ibnu Huzaimah).

Untuk itu, bagi umat Islam yang bisa mempunyai kesempatan untuk melakukan wukuf, mengharapkan pengampunan dosa di Padang Arafah ini sangatlah beruntung. Namun, bagi yang tidak sedang menunaikan haji disunahkan untuk melakukan puasa Arafah.

Puasa pada hari tersebut bisa melipatgandakan amal kebajikan yang telah dilakukan. Dari Abu Qatadah menjelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Puasa Arafah dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu dan dosa tahun depan.” (HR Ibnu Huzaimah).

Peristiwa bersejarah lainnya yang terjadi pada hari Arafah, di antaranya turunnya wahyu terakhir kepada Rasulullah SAW.

Dalam wahyu tersebut diungkapkan hukum tidak diperkenankannya kaum musyrikin melakukan ibadah di sekitar Ka’bah. Selain itu, hukum untuk menghormati orang lain dan menghargai hak asasi mereka.

Di Padang Arafah ada sebuah bukit yang disebut dengan Jabal Rahmah. Tinggi bukit ini mencapai 500 meter dari permukaan laut.

Arafah adalah tempat turunnya wahyu terakhir kepada Rasulullah SAW.
Di kaki bukit Jabal Rahmah terdapat sebuah mata air bernama Zubaidah. Mata air ini digunakan untuk memberi minum para jamaah. Terdapat pula sebuah masjid bernama As Shakhrat.

Sedangkan, di puncaknya terdapat sebuah tugu peringatan atas sejumlah peristiwa luar biasa yang pernah terjadi di padang ini.

Untuk mencapai puncaknya, bukan perjalanan yang mudah. Ini karena medan yang sangat sulit meskipun Pemerintah Arab Saudi telah menyediakan tangga untuk menuju puncak bukit.

Perjalanan pun akan semakin sulit ketika musim haji. Bila pada hari biasa seseorang bisa mencapai puncaknya hanya dalam beberapa menit, saat musim haji akan lebih lama karena berjuta-juta jamaah saling berdesakan mendaki bukit tersebut.

Pemerintah Arab Saudi tidak menyarankan para jamaah haji untuk mendaki ke puncak bukit itu. Apalagi, hukum mendaki bukit ini tidak wajib.

Yang wajib adalah melakukan wukuf dan ini bisa dilakukan di keseluruhan Padang Arafah, bukan hanya di puncak Jabal Rahmah.

Bahkan, Rasululah SAW pun melakukan wukuf di bawah Jabal Rahmah, bukan di puncaknya. “Aku berwukuf di sini dan Arafah seluruhnya tempat berwukuf, kecuali wadi ‘Uranah.” Di tempat ini pula turun ayat Alquran kepada Rasulullah, yaitu surah al-Maidah ayat 3.

Ketika sedang melakukan wukuf di Arafah, setan-setan pun tak akan menganggu para jamaah. Dari Talhah bin Abdullah bin Kariz RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Setan tidak melihat bahwa suatu hari dirinya merasa kecil, hina, teraniaya, dan teremehkan daripada hari Arafah. Hal itu tidak lain karena ia melihat banyaknya rahmat dan ampunan dosa besar yang diberikan Allah kepada manusia, sebagaimana pada saat Perang Badar.

Ketika wukuf, pemandangan para jamaah yang sangat banyak dan dalam pose berdoa khusyuk, terlihat sangat indah dan syahdu.

Semua Muslim dari latar belakang bangsa, warna kulit, bahasa, pekerjaan, status sosial, atau jabatan berbeda, berkumpul menjadi satu di Padang Arafah dan pada waktu yang sama. Mereka tampak tak berbeda dengan pakaian ihram putih.

Mereka pun memiliki tujuan yang sama, semata-mata memohon pengampunan, merendahkan diri, serta menghilangkan rasa sombong dan angkuh.

Tak ada yang menganggap dirinya lebih baik dari orang lain. Semua sama berpeluh dengan dosa dan memohon ampunan dari Sang Khalik.

Masjid Nabawi

Makam Nabi Muhammad & Taman Surga di Masjid Nabawi





Madinah - Ada yang spesial saat jamaah haji berkunjung ke Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi. Masjid ini menyimpan makam Nabi Muhammad dan Raudhah, sebuah taman yang diyakini adalah taman surga. Seperti apa kisah dan wujudnya?

Sama seperti Makkah, Madinah juga punya banyak tempat bersejarah yang menyimpan kisah Nabi Muhammad. Salah satunya adalah Masjid Nabawi yang lokasinya berada di tengah Kota Madinah. Di sinilah tempatnya jamaah haji mengobati rindu dengan Nabi Muhammad, sebab Masjid Nabawi dulunya adalah rumah Nabi Muhammad.

detikTravel sempat berkunjung ke Madinah beberapa waktu lalu. Menurut sejarah, Masjid Nabawi dibangun langsung oleh Nabi Muhammad dan menjadi masjid yang paling berharga bagi umat Muslim, setelah Masjidil Haram. Tampak luar, masjid ini terlihat berwarna putih bersih dan besar.

Saat zaman Nabi Muhammad, Masjid Nabawi hanya berukuran 50 x 50 meter persegi. Namun, kini Masjid Nabawi mampu menampung hingga 1 juta jamaah. Saat ibadah haji atau umrah, Masjid Nabawi pun bakal dipadati oleh jamaah.

Keistimewaan Masjid Nabawi adalah adanya makam Nabi Muhammad yang berada di tengah-tengah bagian masjid. Makam nabi tidaklah sama dengan makam-makam lainnya yang ada di dunia. Makamnya ditutup dan dibatasi oleh pagar yang tinggi serta berhiaskan kaligrafi-kaligrafi.

Makam Nabi Muhammad pun dijaga oleh seoang beberapa penjaga yang disebut askar. Para askar berdiri dengan gagah di depan makam untuk mencegah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti menangis atau salat di depan makamnya.

Askar juga akan mengatur para jamaah yang ingin berziarah agar berjalan dengan tertib dan nyaman. Bagi jamaah yang datang ke makam Nabi Muhammad, cukup dengan salam dan berdoa saja. Anda juga bisa melihat makamnya dari sela-sela pagar yang tinggi. Makam Nabi Muhammad bisa didatangi setiap harinya selama 24 jam.

Satu lagi keistimewaan Masjid Nabawi, yaitu adanya Raudhah. Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad sendirilah menyebut Raudhah sebagai taman-taman surga. Raudhah sendiri dulunya adalah halaman rumah Nabi Muhammad.

Lebih dari itu, umat Muslim percaya kalau beribadah di Raudhah pahalanya adalah 1.000 kali lipat. Raudhah juga merupakan salah satu tempat paling mustajab untuk berdoa. Silakan salat, berdzikir, atau membaca Al Quran di dalam Raudhah.

Jangan membayangkan Raudhah sebagai taman yang hijau dan rindang. Tidak ada papan khusus atau petunjuk bertuliskan Raudhah. Raudhah hanya lantai yang seluas 144 meter persegi saja yang karpetnya berwarna hijau, berbeda dengan karpet Nabawi yang seluruhnya berwarna merah.

Umat Muslim harus rela mengantre untuk dapat giliran masuk ke dalam Raudhah. Bayangkan saja, jutaan umat Muslim mendatangi Raudhah setiap harinya untuk bisa beribadah dan berdoa di sana. Meski begitu, mereka rela mengantre lama-lama gara bisa masuk ke dalam taman surga.

Bagi perempuan, Raudlah tidak dibuka setiap waktu, hanya pada waktu tertentu, yaitu pukul 08.00-11.00 dan 20.00-23.30 waktu setempat. Ini dikarenakan jalan menuju Raudlah yang dilewati perempuan, adalah bagian shaf pria. Jika tidak dipisahkan, bisa memutuskan shaf. Sedangkan untuk pria, Raudlah dibuka 24 jam. Waktu terbaik datang ke Raudhah adalah saat menjelang Shubuh karena saat itu suasana tidak seramai waktu lainnya.

Di Masjid Nabawi, para jamaah haji juga bisa berziarah ke makam khalifah sekaligus sahabat Nabi Muhammad, yaitu Abu Bakar dan Umar bin Khatab. Para jamaah haji yang sedang melancong ke Makkah, sudah pasti selalu mengunjungi Masjid Nabawi.

Masjid Nabawi dianggap sebagai masjid yang paling bernilai bagi umat Muslim, karena ada makam Nabi Muhammad dan sahabatnya, serta taman surga bernama Raudhah. Masjid besar bersejarah yang tak pernah sepi dari lantunan ayat suci Al Quran dan kekhusyuan umat Muslim beribadah.


Senin, 02 November 2015

Masjid Al-Aqsa

6 Hal yang Belum Banyak Diketahui dari Masjidil Aqsa



Nama Masjidil Aqsa sangatlah akrab bagi umat Islam. Masjid di Yerusalem ini merupakan masjid tersuci ke tiga bagi kaum muslim, setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Sebagian besar umat Islam juga sudah mahfum masjid ini pernah menjadi kiblat pertama salat. Posisinya baru digantikan Kabah di Masjidil Haram pada bulan ke-17 setelah Nabi Muhammad hijrah dari Mekah ke Madinah.

Kisah yang paling terkenal dari masjid ini mungkin soal isra’ dan mi’raj Nabi Muhammad pada tahun 620. Masjidil Aqsa disebut menjadi perjalanan akhir isra Nabi dari Masjidil Haram. Dari tempat ini pula Nabi Muhammad memulai perjalanan ke Sidrat Al Muntaha atau langit lapis ke tujuh.

Pada saat malam Isra’ dan Mi’raj itu pula, masjid yang juga disebut dengan nama Baitul Maqdis ini diyakini menjadi tempat Nabi Muhammad salat, sebagai imam berjamaah bersama 25 rasul dan lebih dari 160.000 nabi.

Masjidil Aqsa juga terkenal karena berdiri di atas kompleks suci tiga agama, Islam, Nasrani dan Yahudi. Dalam sejarahnya, masjid ini pernah berada di bawah kekuasaan kekuatan besar, mulai Romawi, Bizantium, hingga Islam.

Masjidil Aqsa memang sangat lekat dengan umat Islam. Meski demikian, ada sejumlah fakta yang belum jamak diketahui tentang masjid yang dimuliakan ini.

1. Banyak Masjid


Nama Al Aqsa mulanya digunakan untuk menyebut situs yang terletak di Palestina Bagian timur ini. Padahal, Masjidil Aqsa bukanlah satu-satunya masjid di situs itu. Untuk mencegah kebingungan, kompleks bersejarah itu disebut dengan nama Al Haram Asyarif alias tanah suci yang mulia.

Masjidil Aqsa memang bukan satu-satunya masjid di kompleks ini. Masjid-masjid itu juga lekat dengan sejarah Islam. Selain Masjidil Aqsa ada pula Masjid Qibla, Masjid Al Sakhra alias Dome of the Rock, Masjid Buraq, Masjid Marwani, dan lainnya.

Kekeliruan paling umum terjadi saat melihat gambar Masjid Dome of the Rock. Banyak orang yang mengangap masjid inilah yang merupakan Masjidil Aqsa. Padahal antara Masjidil Aqsa dan Dome of the Rock itu beda sama sekali.

Dome of the Rock memiliki kubah kuning keemasan. Konon kubah ini memang dilapisi emas. Masjid ini juga menjadi salah satu ikon Yerusalem. Banyak orang yang menganggap bangunan inilah Masjidil Aqsa. Bahkan, saat melakukan penelusuran Masjidil Aqsa melalui Google, gambar yang dominan muncul adalah gambar Masjid Al Sakhra dengan kubah kemilaunya.

Masjidil Aqsa terletak di sebelah selatan Masjid Al Sakhra. Panjang bangunan sekitar 83 meter. Lebar 56 meter. Sekitar 5.000 orang mampu ditampung masjid ini. Jika ditambah dengan daerah sekeliling, luasnya sekitar 144.000 meter persegi. Muat untuk 400.000 jamaah.

Kubah Masjidil Aqsa lebih gelap karena terbuat dari timah. Masjidil ini menurut hadis nabi dibangun 40 tahun setelah Kabah .

2.Makam Para Nabi


Tak ada catatan pasti berapa nabi yang dimakamkan di tempat ini. Tapi yang jelas, banyak nabi dan sahabat Nabi Muhammad, seperti Salman Farsi, yang dimakamkan di sini.

Nabi Sulaiman menjadi salah satu yang diyakini meninggal di sekitar Masjidil Aqsa. Makamnya diduga kuat berada di sini pula. Gambar di atas diyakini menjadi tempat meninggalnya Nabi Sulaiman.

3. Jadi Tempat Pembuangan Sampah di sekitar Masjid oleh Bangsa Romawi


Wilayah Masjidil Aqsa pernah difungsikan sebagai tempat pembuangan sampah. Itu terjadi saat bangsa Romawi merebut wilayah Yerusalem dan mengusir seluruh orang Yahudi.

Pada tahun 70 masehi, tentara Romawi di bawah Raja Titus menguasai Yerusalem. Bangunan-bangunan suci dihancurkan. Pembasmian (pemberontak) Yahudi oleh bangsa Romawi juga dilakukan pada tahun 117-138.

Peralihan kekuasaan terus terjadi, salah satunya oleh Bizantium. Yerusalem kemudian ditakhlukkan secara damai oleh Khalifah Umar bin Khattab. Saat masuk ke Yerusalem pada 636, Umar membersihkan sampah-sampah dari area Masjidil Aqsa dengan tangannya sendiri.
Umar juga mengakhiri pengasingan bangsa Yahudi. Dia mengundang 70 keluarga Yahudi untuk tinggal di Yerusalem. Bangsa Yahudi yang selama berabad-abad diasingkan diberi hak tinggal.

4. Tempat Pembantaian



Saat Tentara Salib pertama kali menguasai Yerusalem, mereka menemukan banyak penduduk muslim berada di dalam Masjidil Aqsa. Tentara Salib mengeksekusi puluhan ribu muslim di tempat ini.

Tentara Salib juga menjadikan Masjid Qibly yang berada di dekat Masjidil Aqsa sebagai istana, Dome of the Rock digunakan untuk kapel, dan ruang bawah tanahnya sebagai kandang kuda.

Penduduk muslim yang selamat dari pembantaian disalibkan pada sebuah salib besar yang ditempatkan di dekat pusat masjid. Salib ini kemudian dirusak oleh Salahuddin Al Ayubi saat menakhlukkan Yerusalem. Pondasi salib itu masih terlihat hingga kini, seperti gambar di atas.

5. Mimbar Legendaris



Salah satu pahlawan besar dalam sejahar Islam, Nooruddin Zengi, memiliki mimbar khusus untuk dipasang di Masjidil Aqsa. Mimbar ini tidak hanya indah, tapi itu dibuat tanpa menggunakan paku maupun lem. Namun sayang, sebelum dipasang Masjidil Aqsa dikuasai Tentara Salib.
Cita-cita Nooruddin diteruskan muridnya, Salahuddin Ayyubi, yang juga pahlawan besar.

Setelah membebaskan Yerusalem untuk ke dua kalinya dalam sejarah Islam, mimbar itu dipasang. Dikenallah mimbar itu sebagai mimbar Salahuddin Alayyubi.

Mimbar ini masih sebuah karya legenda di kalangan seniman dan pengrajin. Sayangnya, mimbar ini tidak bertahan dan musnah pada 1969.

6. Dibakar Orang Gila


Pada 21 Agustus 1969 Masjidil Aqsa dibakar. Mimbar kuno peninggalan Shalahuddin Alayyubi musnah. Palestina dan Israel saling tuding. Namun belakangan diketahui pembakarnya adalah turis Australia, Denis Michael Rohan.
Rohan ditangkap tiga hari berselang. Kepada aparat dia mengaku sengaja membakar Masjidil Aqsa. Dia yakin dengan merusak Masjidil Aqsa dan membangun Bait Suci Yahudi, mesiah penyelamat manusia segera turun. Rohan akhirnya dinyatakan gila, dideportasi, dan meningal dalam perawatan pada 1995.