Jamaah haji saat wukuf di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi (ilustrasi).
Arafah adalah tempat turunnya wahyu terakhir kepada Rasulullah SAW.
Sekalipun pergi ke Arab Saudi dan menjalankan ibadah, jamaah tersebut belum dibilang sah hajinya jika belum melakukan wukuf di Arafah. Betapa pentingnya rukun haji ini membuat Padang Arafah menjadi sorotan bagi umat Islam di seluruh dunia.
Padang Arafah berada di sekitar 25 kilometer ke arah timur Kota Makkah. Arafah merupakan area terbuka nan luas yang berada di atas bukit granit setinggi 70 meter. Pada 9 Dzulhijah padang ini dipenuhi oleh jutaan jamaah haji dari seluruh dunia untuk melaksanakan wukuf.
Arti nama Arafah, yaitu perkenalan karena di tempat inilah manusia pertama yang diciptakan, yakni Adam, bisa bertemu lagi dengan perempuan yang diciptakan dari tulang rusuknya, Hawa.
Adam dan Hawa terpisah selama 200 tahun karena mereka memakan buah terlarang di surga. Mereka kemudian mendapatkan hukuman dan diturunkan ke bumi secara terpisah.
Masih menjadi perdebatan hingga sekarang di mana tempat Adam dan Hawa ini diturunkan ke bumi. Namun yang pasti, mereka dipertemukan lagi di Arafah.
Kemudian memilih untuk hidup serta menghasilkan keturunannya di wilayah tersebut. Di sinilah pula sepasang manusia ini diampuni dosanya dan bertobat.
Peristiwa bersejarah lain yang terjadi di Arafah adalah saat Nabi Ibrahim yang mendapatkan wahyu untuk menyembelih putranya, Ismail.
Setelah mendapat mimpi tersebut, Ibrahim pun merenung, meminta petunjuk lain dari Sang Pencipta. Di satu sisi ia sangat menyayangi putra semata wayangnya itu, namun di sisi lain di sangat patuh dengan perintah Allah.
Ibrahim akhirnya menguatkan hati untuk menyembelih anaknya demi membuktikan keimanannya kepada Allah. Sang Pencipta yang melihat keteguhan hati Ibrahim itu pun menunjukkan kebesarannya.
Ia mengganti tubuh Ismail dengan seekor kibas. Ismail pun dibawa naik ke surga. Kisah inilah yang kemudian menjadi dasar bagi umat Islam untuk menyembelih seekor hewan ternak pada 9 Dzulhijah.
Arafah adalah tempat turunnya wahyu terakhir kepada Rasulullah SAW.
Hari Arafah pun menjadi hari yang monumental bagi umat Islam. Hari tersebut mempunyai nilai keagungan tersendiri dibanding hari biasa. Sebab, hari Arafah tersebut merupakan hari pengampunan dosa.
Ini karena banyaknya hamba yang beribadah semata-mata hanya untuk-Nya, bahkan rela hampir mengorbankan hal yang paling disayanginya.
Rasulullah SAW bersabda, “
Jika hari Arafah tiba, Allah SWT turun ke langit dunia dan berfirman kepada para malaikat, ‘Lihatkan kepada para hamba-Ku, mereka datang kepada-Ku dengan bersusah payah, mereka datang dari berbagai penjuru yang jauh. Saksikanlah! Bahwa Aku telah mengampuni dosa-dosa mereka.’
Para Malaikat berkata, ‘
Wahai Tuhanku, (di antara manusia itu) ada lelaki yang senantiasa menyucikanmu, mengagungkanmu, dan lain sebagainya.’
Allah SWT berfirman, ‘
Aku telah ampuni dosa-dosa mereka.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Maka sungguh tiada hari yang lebih besar pembebasannya dari api neraka daripada hari Arafah.” (HR Ibnu Huzaimah).
Untuk itu, bagi umat Islam yang bisa mempunyai kesempatan untuk melakukan wukuf, mengharapkan pengampunan dosa di Padang Arafah ini sangatlah beruntung. Namun, bagi yang tidak sedang menunaikan haji disunahkan untuk melakukan puasa Arafah.
Puasa pada hari tersebut bisa melipatgandakan amal kebajikan yang telah dilakukan. Dari Abu Qatadah menjelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “
Puasa Arafah dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu dan dosa tahun depan.” (HR Ibnu Huzaimah).
Peristiwa bersejarah lainnya yang terjadi pada hari Arafah, di antaranya turunnya wahyu terakhir kepada Rasulullah SAW.
Dalam wahyu tersebut diungkapkan hukum tidak diperkenankannya kaum musyrikin melakukan ibadah di sekitar Ka’bah. Selain itu, hukum untuk menghormati orang lain dan menghargai hak asasi mereka.
Di Padang Arafah ada sebuah bukit yang disebut dengan Jabal Rahmah. Tinggi bukit ini mencapai 500 meter dari permukaan laut.
Arafah adalah tempat turunnya wahyu terakhir kepada Rasulullah SAW.
Di kaki bukit
Jabal Rahmah terdapat sebuah mata air bernama
Zubaidah. Mata air ini digunakan untuk memberi minum para jamaah. Terdapat pula sebuah masjid bernama
As Shakhrat.
Sedangkan, di puncaknya terdapat sebuah tugu peringatan atas sejumlah peristiwa luar biasa yang pernah terjadi di padang ini.
Untuk mencapai puncaknya, bukan perjalanan yang mudah. Ini karena medan yang sangat sulit meskipun Pemerintah Arab Saudi telah menyediakan tangga untuk menuju puncak bukit.
Perjalanan pun akan semakin sulit ketika musim haji. Bila pada hari biasa seseorang bisa mencapai puncaknya hanya dalam beberapa menit, saat musim haji akan lebih lama karena berjuta-juta jamaah saling berdesakan mendaki bukit tersebut.
Pemerintah Arab Saudi tidak menyarankan para jamaah haji untuk mendaki ke puncak bukit itu. Apalagi, hukum mendaki bukit ini tidak wajib.
Yang wajib adalah melakukan wukuf dan ini bisa dilakukan di keseluruhan Padang Arafah, bukan hanya di puncak Jabal Rahmah.
Bahkan, Rasululah SAW pun melakukan wukuf di bawah Jabal Rahmah, bukan di puncaknya. “
Aku berwukuf di sini dan Arafah seluruhnya tempat berwukuf, kecuali wadi ‘Uranah.” Di tempat ini pula turun ayat Alquran kepada Rasulullah, yaitu surah al-Maidah ayat 3.
Ketika sedang melakukan wukuf di Arafah, setan-setan pun tak akan menganggu para jamaah. Dari Talhah bin Abdullah bin Kariz RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “
Setan tidak melihat bahwa suatu hari dirinya merasa kecil, hina, teraniaya, dan teremehkan daripada hari Arafah. Hal itu tidak lain karena ia melihat banyaknya rahmat dan ampunan dosa besar yang diberikan Allah kepada manusia, sebagaimana pada saat Perang Badar.”
Ketika wukuf, pemandangan para jamaah yang sangat banyak dan dalam pose berdoa khusyuk, terlihat sangat indah dan syahdu.
Semua Muslim dari latar belakang bangsa, warna kulit, bahasa, pekerjaan, status sosial, atau jabatan berbeda, berkumpul menjadi satu di Padang Arafah dan pada waktu yang sama. Mereka tampak tak berbeda dengan pakaian ihram putih.
Mereka pun memiliki tujuan yang sama, semata-mata memohon pengampunan, merendahkan diri, serta menghilangkan rasa sombong dan angkuh.
Tak ada yang menganggap dirinya lebih baik dari orang lain. Semua sama berpeluh dengan dosa dan memohon ampunan dari Sang Khalik.